Saturday 28 January 2017

Tarian-Tarian Di Maluku Utara

1.     Tari Cakalele

Tarian Cakalele adalah tarian perang yang saat ini lebih sering dipertunjukan untuk menyambut tamu agung maupun untuk acara yang bersifat adat.
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso/sapu tangan. Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku.
Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang parang di sisi kanan dan tameng/salawaku di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan lenso/sapu tangan di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk/ tifa, suling, dan kerang besar yang ditiup.
Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya. Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang. Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat.

.
2.     Tarian Salai Jin

            Sejenis tarian pasangan muda – mudi dengan mantra – mantra khusus. Seorang wanita sebagai leader/pemimpin dalam tarian tersebut dengan iringan sesajen  bakar menyan, dupa atau sejenisnya dlengkapi dengan bunyi – bunyian tifa, gong serta ucapan mantra yang meyakinkan, pada puncaknya klimaks leader atau pemimpin wanita muda itu kesrupan. Dengan mantra tersebut sadar kembali dan tarian dapat diakhiri.


3.     Tarian Soya – Soya

            Tarian ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah Sultan Babullah (1570 – 1583), yaitu tatkala sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela Santo Paolo Pedro untuk mengambil jenazah ayahnya, Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis didalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.


4.     Tarian Dadansa

            Dadansa adalah semacam sendra tari dalam dua belas adegan yang ditarikan oleh 11 orang penari pria. Dadansa berawal dari cerita sejarah Moloku Kie Raha pada awal abad 17, Hongi Totchen. Dengan kata lain Dadansa adalah sebuah tarian istana yang bentuknya mirip dengan sebuah sendra tari yang mempunyai latar belakang historis dan karenanya Dadansa hanya dipertunjukkan setahun sekali di dalam istana memperingati hari ulang tahun Kesultanan Ternate.



5.     Tarian Gala

            Tarian ini dilakukan sesudah prosesi acara Joko Kaha (istilah dalam bahasa daerah yang berarti injak tanah) pada saat penyambutan tamu kehormatan yang disertai pengalungan bunga. Tarian gala merupakan manifestasi dari rasa sukacita masyarakat di daerah ini atas kehadiran tamu yang berkunjung. Dan pada suasana lain tamu juga diajak ikut menari bersama.



6.     Tarian Caka Iba

            Tarian caka iba dalah suatu bentuk upacara tradisional ritual yang dilaksanakan pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini sangat menarik untuk dilestarikan karena bermakna religious. Biasanya upacara inki dilakukan di dalam masjid dengan cara berzdikir di mulai dari waktu magrib samapai dengan waktu subuh dan dilanjutkan dengan tarian – tarian dengan menggunakan kostum yang bersimbol makhluk – makhluk di muka bumi.


7.     Dana – Dana

            Salah satu tarian Maluku Utara  yang biasanya ditarikan pada saat hajatan berupa acara perkawinan  atau pesta rakyat. Keunikannya tari ini di dominasi oleh gerakan – gerakan yang dinamis mengikuti irama music dana – dana dengan nyanyian berisi pantun bertemakan percintaan



8.     Tarian Tujuh Putri

Tarian ini diambil dari legenda tujuh bidadari yang merupakan awal terbentuknya masyarakat ternate yaitu seorang penyiar islam, Jafar Sadik dari Persia yang terdampar di pulau Gapi ( Ternate ) dan mempersunting satu diantara tujuh bidadari yang turun mandi di talaga. Legenda ini merupakan awal dari kerajaan ternate yaitu “Tara No Ate” yang berarti pikatlah semua rakyat dan bersama – sama membangun negeri.


1 comment: